Tips Dalam Membangun Kekuatan Daya Saing

STRATEGI DALAM MEMENANGKAN PERSAINGAN

SAYA TIDAK SUKA PERSAINGAN

Sebelum kita membahas lebih jauh tentang Cara Membangun Kekuatan Daya Saing, saya harus katakan bahwa saya tidak suka Persaingan ala Indonesia, karena seringkali penentuan Kalah-Menang diputuskan berdasarkan besaran nominal uang, bukan berdasarkan Merit/ Kompetensi dan sejenisnya.

Atas dasar alasan itulah saya cenderung mencari cara lain untuk menghindari persaingan, atau bahkan berusaha untuk memenangkan pertandingan sebelum pertandingan itu dimulai. Kadang saya berhasil, kadang juga gagal. Kegagalan saya bukan karena faktor strategi tetapi lebih karena aspek ‘dagang sapi’ yang sudah terlebih dahulu terjadi jauh hari sebelum saya masuk ke dalam gelanggang pertandingan.

TIPS #01:

PILIH DAN TENTUKAN DI BAGIAN MANA KAMU MAU BANGUN DAYA SAINGMU

Tidak ada organisasi yang kompetitif di segala bidang dan segala hal. Pada umumnya mereka kompetitif di 1-2 bidang, yang kemudian memposisikan mereka menjadi lebih unggul, bahkan jauh lebih unggul dari para pesaing mereka. Oleh karena itu, jangan pernah kalah mental ketika kita berhadapan dengan “Gajah” sekalipun, karena bahkan Gajah pun punya kelemahan yang dapat mematikannya dengan cepat.

CONTOH KASUS: MEMBANGUN DAYA SAING MEDIA DARING

Rata-rata pola pembangunan media daring di daerah kurang memperhatikan aspek Business Continuity atau Keberlangsungan Bisnis. Mereka lebih berfokus pada Konten dan Mencari Reporter yang murah atau bahkan gratisan. Sehingga kita bisa melihat kualitas rata-rata media daring di daerah kurang lebih sama, kecuali bagi media daring yang berangkat dari media cetak yang sudah memiliki pangsa pasar yang loyal/ setia.Sama seperti bisnis lain pada umumnya, seharusnya yang menjadi fokus utama kita ketika membangun bisnis Media Daring adalah aspek Revenue Stream alias Arus Pendapatan.

Dulu, pada jaman keemasan media cetak, hidup industri media pada umumnya dibiayai oleh Iklan. Bahkan untuk media cetak besar nasional, iklan setengah halaman saja sudah bisa membiayai ongkos cetak/ produksi mereka satu hari.Seharusnya, pola berpikir serupa diterapkan di Media Daring, cuma Lingkup Cakupan Iklan-nya yang harus berubah, karena Media Daring potensi lingkup cakupan pasarnya Global, walaupun mayoritas pembacanya (pada umumnya) masih berada di wilayah lokal. Semua bergantung kepada Strategi yang Jitu, baik itu Strategi Konten maupun Strategi Pemasaran.

Revenue Streams  Media Daring pun tidak bisa lagi hanya mengandalkan Google AdSense misalnya. Karena bisnis apapun kalau cuma bergantung pada satu jenis sumber pendapatan besar akan mudah goyah ketika terjadi pergeseran pada sumber utama tersebut.Oleh karena itu Media Daring perlu untuk mempertimbangan beberapa opsi Revenue Streams dengan cakupan Pasar Nasional seperti beberapa contoh berikut ini:  

  1. Buka Halaman Marketplace (Pasar Online) sebagai pengganti kolom Iklan. Siapkan Tim Bisnis yang dapat mengelola Unit Bisnis ini. Pendapatan terbesar Media Daring pastinya akan datang dari sini, dan dapat terbangun dalam waktu yang singkat pula, 0-1 bulan!
  2. Gunakan Sistem Affiliates (Agen Penjualan Pasif) dengan menyediakan kolom2 khusus bagi Marketplace besar seperti Tokopedia, Bukalapak dan sejenisnya untuk beriklan dengan menggunakan sistem Artificial Intelligence (AI) mereka. Sistem AI mereka bisa mendeteksi pelanggan2 yang datang dari wilayah dimana Media Daring tersebut berada, kemudian secara cerdas akan mengiklankan produk2 yang sesuai dengan kebutuhan pelanggan atau berdasarkan sejarah belanja orang-orang asal daerah tersebut di masa lalu. Ini potensi Sumber Pendapatan terbesar;
  3. Sediakan Kolom Seminar/ Workshop/ Pelatihan Online Bersertifikat dan Berbayar. Bagian ini bisa berfokus pada pelatihan Sertifikasi Profesi misalnya, yang merupakan persyaratan mutlak bagi banyak jenis dan bidang pekerjaan. Media Daring bisa berperan sebagai Host-nya yang dapat bekerjasama dengan berbagai Lembaga Profesi bahkan Industri Nasional. Pangsa Pasarnya pun tidak terbatas pada wilayah lokal dimana Media Daring tersebut dibangun, tapi bisa Berskala Nasional;

Dengan demikian, Media Daring daerah dapat memiliki potensi Arus Pendapatan yang cukup besar, yang memungkinkannya untuk mempekerjakan insan media yang berpengalaman dan berkualitas, sehingga menjadikannya yang terdepan dalam Bisnis maupun Kualitas.Lebih dari itu, bilamana dibangun dengan baik dan benar, dengan menggunakan beberapa atau semua opsi di atas, bukan tidak mungkin Media Daring baru tersebut bisa ‘menggilas’ media2 yang sudah lebih dulu established dalam waktu 1-3 bulan! Gak percaya? Mari kita lakukan dan buktikan bersama!

Coba saja bayangkan bilamana Kampus Perguruan Tinggi bahkan SMK membuat Media Daring dengan mengandalkan ketiga point strategis di atas sebagai gerbong penggalangan pendapatan. Pastinya media-media daring yang ada di wilayah tersebut akan tergilas!Mereka gak harus menjadi insan media yang profesional, tetapi mereka bisa meng-outsource fungsi tersebut kepada jurnalis/ reporter independen dengan thema-thema yang mereka tentukan sesuai dengan “kebutuhan pasar”. Selesailah Pertandingan! 

Bobette Buster bilang:“Narrative is our culture’s currency; he who tells the best story wins.”

Scroll to Top